Makalah
MAKALAH MANUSIA DAN PANDANGAN HIDUP
Nama
: Fachri Ardiyanto
Kelas : 1ka13
Npm : 12118341
Kelas : 1ka13
Npm : 12118341
UNIVERSITAS GUNADARMA
2018/2019
BAB I
PENDAHULUAN
- Latar Belakang
Dan Secara khusus IBD berkutat dalam masalah khas manusiawi, yang dibangun berdasarkan pandangan hidup, seperti cita-cita, tanggung jawab, pengabdian dan lain sebagainya. Setiap masyarakat-bangsa memiliki pandangan hidup. Umumnya pandangan hidup menyangkut dengan eksistensi manusia di dunia dengan hubungannya pada Tuhan, dengan sesama, dan dengan alam dunia tempat ia tinggal. Dengan pandangan hidup manusia mencoba memahami alam kehidupan dengan segala realistis yang ada dalam dirinya. Dengan demikian manusia akan menangkap makna, alasan dan tujuan keberadaanya di dunia.
Pandangan hidup akan berpengaruh pada pengambilan keputusan yang berakibat pada tanggung jawab, serta membuat manusia mengabdi dan berkorban berdasarkan pandangan hidupnya. Atas dasar inilah makalah ini kami susun. Yaitu membahas mengenai pandangan hidup dan unsur-unsurnya serta membahas juga mengenai tanggung jawab dan alamatnya, dan juga mengenai pengabdian dan pengorbanan manusia.
- Rumusan Masalah
- Pokok
Bahasan
- Apa
pengertian dari pandangan hidup ?
- Apa
pengertian tanggung jawab ?
- Apa
pengertian pengabdian dan pengorbanan ?
- Sub
Pokok Bahasan
- Apa
pengertian pandangan hidup sebagai bangunan konsep ?
- Apa
pengertian cita-cita, kebajikan dan keyakinan ?
- Tujuan
- Mengetahui
dan memahami pengertian dari pandangan hidup, serta pandangan hidup
sebagai konsep, cita-cita, kebajikan dan keyakinan.
- Mengetahui
dan memahami pengertian Tanggung jawab.
- Mengetahui
dan memahami pengertian dari pengabdian dan pengorbanan.
BAB II
PEMBAHASAN
- Pandangan Hidup
Pandangan hidup sering disebut falsafah hidup. Filsafat berarti cinta akan kebenaran, sedangkan kebenaran dapat dicapai siapa saja. Inilah yang mengakibatkan pandangan hidup itu perlu dimiliki oleh semua orang dan semua golongan.[2]
Pandangan hidup berdasarkan asalnya yaitu terdiri dari 3 macam :
- Pandangan
hidup yang berasal dari agama yaitu pandangan hidup yang mutlak
kebenarannya
- Pandangan
hidup yang berupa ideology yang disesuaikan dengan kebudayaan dan norma
yang terdapat pada suatu Negara
- Pandangan
hidup hasil renungan yaitu pandangan hidup yang relatif kebenarannya.[3]
Namun perlu di perhatikan bahwa hubungan antara pandangan hidup dengan sifat dan perilaku manusia tidaklah bersifat searah, melainkan bersifat timbale balik. Tidaklah pandangan hidup yang memengaruhi tindakan manusia. Melainkan, tindakan manusia pun pada gilirannya akan mempengarhi pandangan hidupnya.[5]
Disinilah peranan pandangan hidup seseorang. Pandangan hidup yang teguh merupakan pelindung seseorang. Namun ada masanya dimana manusia akan melupakan pandangan hidupnya. Berikut beberapa factor yang menyebabkan manusia melupakan pandangan hidupnya, antara lain:
- Kurangnya
penghayatan pandangan hidup yang diyakini,
- Kurang
yakin akan pandangan hidupnya,
- Kurang
memahami nilai dan tuntutan yang terkandung dalam pandangan hidupnya,
- Kurang
mampu mengatasi keaadaan sehingga lupa pada tuntutan hidup yang ada dalam
pandangan hidupnya,
- Atau
sengaja melupakan pandangan hidupnya demi kepentingan diri sendiri.[6]
- Beberapa Tipe Pandangan Hidup
- Pandangan
Hidup Umum
Mereka adalah orang yang membatasi perhatiannya pada kepentingan-kepentingannya sendiri. Sehingga, lingkungan mereka hanya sebatas rumah tangga dan lingkungan kerjanya. Orang-rang semacam ini bukanlah orang yang peduli akan kepentingan bersama. Dengan membatasi diri, mereka berharap dapat menikmati hidup semaksimal mungkin.[7]
- Pandangan
Hidup Negatif
Orang yang berpandangan hidup negatif berpandangan jika hidup ini sebagai sesuatu yang absurd, hampa, kosong, tiada berarrti. Dan semuanya akan berakhir dengan kematian. Hidup dijalani dengan sikap pesimistis. Bagi mereka, tiada harapan yang berarti.[9]
- Pandangan
Hidup Positif
Orang yang berpandangan hidup positif selalu punya sikap optimis dan hidup dalam penuh harapan. Harapan dan keyakinan menjadi dasar hidupnya. Harapan dan keyakinan inilah yang menuntunnya menuju masa depan yang lebih bahagia dan baik.[10]
- Faktor-Faktor yang Mempengaruhi
Pandangan Hidup
Bila situasi hidup pribadi baik, maka baik juga pandangan hidupnya. Sebagai contoh orang yang sehat akan berpandangan hidup lebih baik dari orang yang sakit-sakitan. Orang kaya, apalagi sehat dan kuat memandang kehidupan lebih berarti dari pada orang yang didera kemiskinan dan sakit-sakitan. Yang pasti, si kaya punya harapan lebih besar ketimbang si miskin yang sakit-sakitan.
Sementara itu daktor lain yang mempengaruhi pandangan hidup manusia adalah jiwanya masing-masing. Situasi jiwa akan berperan sangat besar terhadap pandangan hidupnya. Sehingga jika ada dua orang yang menghadapi situasi yang sama baik itu penderitaan maupun kebahagiaan akan bereaksi secara berlainan akan situasi yang sedang terjadi tersebut.[12]
- Pandangan Hidup Sebagai Bangunan
Konsep
Sering dikatakan jika Pancasila merupakan kristalisasi dari nilai-nilai cultural bangsa Indonesia. Dari nilai-niai pancasila tercermin pandangan hidup bangsa Indonesia. Dari sila-sila Pancasila dapat di yakini jika manusia Indonesia memandang kehidupan dan eskistensinya di dunia ini dengan segala realitas yang multi aspek.
Disini kita melihat bahwa manusia Indonesia sejak jaman dahulu sudah mengembangkan pola fikir yang beranggapan bahwa individu dan masyarakat mempunyai hubungan yang bersifat komplementer.
- Cita-cita
Apabila cita-cita itu tidak mungkin atau belum mungkin terpenuhi, maka cita-cita itu disebut angan-angan. Disini persyaratan dan kemampuan tidak/belum dipenuhi sehingga usaha untuk mewujudkan cita-cita itu tidak mungkin dilakukan. Antara masa sekarang yang merupakan realita dengan masa yang akan dating sebagai ide atau cita-cita terdapat jarak waktu. Dapatkan seseorang mencapai apa yang dicita-citakannya tergantung dari 3 faktor; pertama factor manusia yang memiliki cita-cita, kedua kondisi yang dihadapi selama mencapai apa yang dicita-citakannya dan ketiga seberapa tinggikah cita-cita yang hendak dicapai.
- Kebajikan
Suara hati selalu memilik yang baik, sebab itu ia selalu mendesak orang untuk berbuat yang baik bagi dirinya. Oleh karena itu, kalau seseorang berbuat sesuatu sesuai dengan bisikan hatinya, maka orang tersebut perbuatannya pasti baik. Jadi berbuat dan bertindak menurut suara hati, maka tindakan itu adalah baik. Jadi baik atau buruk itu dilihat menurut suara hati sendiri. Meskipun demikian harus dinilai dan diukur menurut suatu atau pendapat umum. Jadi kebajikan adalah perbuatan yang sesuai dengan suara hati kita, suara hati masyarakat dan hukum Tuhan. Kebajikan manusia nyata dan dapat dirasakan dalam tingkah lakunya, karena tingkah laku bersumber pada pandangan hidup, maka setiap orang memiliki tingkah laku sendiri-sendiri, sehingga tingkah laku setiap orang berbeda-beda. Faktor-faktor yang mempengaruhi tingkah laku seseorang adalah: factor pembawaan, factor lingkungan dan pengalaman.
- Keyakinan
- Aliran
Naturalisme
- Aliran
Intelektualisme
- Aliran
Gabungan
- Tanggung Jawab
Tanggung jawab layak dituntut dari setiap manusia. Karena manusia adalah makhluk yang berakal budi, yang mempunyai pengertian serta kebebasan. Berkat terang akal budi, manusia tahu mana yang baik dan yang buruk baginya. Dan berkat kebebasan, manusia mampu memilih tindakan yang cocok dengann kebaikan yang ia kehendaki. Orang yang mengerti arti hidup akan senantiasa menunjukan tanggung jawabnya dengan melakukan tindakan-tindakan demi kebaikan diri dan orang lain.[17]
Orang yang bertanggung jawab ialah orang yang mengerjakan sesuatu bukan demi pekerjaan sendirim melainkan demi kebaikan manusia. Tanggung jawab berarti kewajiban menanggung perbuatan yang dilakukan sesuai dengan tuntutan kodrat manusia. Berani bertanggung jawab berarti berani menentukan, berani memastikan bahwa perbuatan inin sesuai dengan tuntutan manusia dan bahwa hanya karena itulah hal itu lah perbuatan tadi dilakukan.[18]
- Kebebasan dan Tanggung Jawab
Kebebasan dan tanggung jawab saling mengandaikan, dan bukan dua hal yang saling membantasi atau saling meniadakan. Kebebasan selalu mengandaikan tanggung jawab. Karena, kita sendiri yang harus mengisi kebebasan kita. Kita sendiri yang menentukan tindakan apa yang harus kita lakukan dan harusnya tidak kita lakukan. Pendek kata, bagaimana kita menggunakan kebebasan, itulah yang menjadi tanggung jawab kita.[20]
Begitupula tanggung jawab senantiasa mengandaikan adanya kebebasan. Karena tanpa kebebasan manusia tak bisa melakukan apapun, dan jika tidak bisa melakukan apapun sesuai keinginannya maka tak ada yang harus di pertanggung jawabkan. Dengan tanggung jawab orang orang akan sadar akan kebebasannya. Demikian pula sebaliknya, kebebasan membuat orang sadar akan tanggung jawabnya.[21]
- Macam Tanggung Jawab
Kepada siapa manusia haarus bertanggung jawab? Apakah tanggung jawab itu patut diberikan pada Tuhan Sang Pencipta, kepada diri sendiri, kepada sesama, kepada keluarga, dan kepada masyarakat. Berikut beberapa macam tanggung jawab:
- Tanggung
Jawab terhadap Tuhan
Tanggung jawab manusia kepada Tuhan bukanlah demi kebaikan-Nya melainkan demi kebaikan manusia itu sendiri. Sebagai tanda tanggung jawab, manusia hendakny melakukan pelbagai aktivitas yang bermakna, bukan untuk dirinya sendiri melainkan juga untuk sesama. Jika manusia ingat akan kebaikan Tuhannya ia pasti akan selalu bersyukur, baik dalam bentuk do’a yang ia panjatkan maupun dari pelbagai perbuatan baik terhadap sesame dan masyarakat.[24]
- Tanggung
Jawab terhadap Negara
- Tanggung
Jawab terhadap Masyarakat
- Tanggung
Jawab terhadap Sesama
- Tanggung
Jawab terhadap Keluarga
- Tanggung
Jawab terhadap Diri Sendiri
Pertanggungjawaban tersebut dituntut karena berdasarkan akal budi dan kebebasannya, manusia mampu bertindak dan memutuskan apa yang menjadi tindakannya. Dan karena keputusan tersebut merupakan keputusan ku, maka akulah yang harus mempertanggungjawabkannya di hadapan diriku sendiri. Tanggung jawab pada diri sendiri merupakan dasar untuk bertanggung jawab terhadap orang lain.[30]
- Pengabdian dan Pengorbanan
- Pengertian Pengabdian
Pengertian pengabdian menurut WJS. Poerwodarminto adalah hal-hal yang berhubungan dengan mengabdi.Mengabdi adalah suatu penyerahan diri kepada “suatu” yang dianggap lebih, biasanya dilakukan dengan ikhlas, bahkan diikuti pengorbanan. Dimana pengorbanan berarti suatu pemberian untuk menyatakan kebaktian, yang dapat berupa materi, perasaan, jiwa raga. Dengan begitu,Pengabdian adalah perbuatan baik yang berupa pikiran, pendapat ataupun tenaga sebagai perwujudan kesetiaan, cinta, kasih sayang, honnat, atau satu ikatan dan semua itu dilakukan dengan ikhlas.[32]
Berikut beberapa macam jenis pengabdian didasarkan kepada siapa pengabdian itu ditujukan:
- Pengabdian
kepada keluarga, memiliki makna yang didasarkan adanya rasa kasih sayang
dan cinta di dalam keluarga, karena pada hakikatnya manusia hidup
berkeluarga. Selain itu memang tidak ada kasih sayang tanpa pengabdian.
Contoh cerita Siti Nurbaya karangan Marah Rusli. Dimana Siti Nurbaya
dijodohkan dengan Datuk Maringgih akibat orangtuanya terbelit hutang, dan
ini merupakan pengabdian kepada Bapaknya, meskipun dia telah mengikat
janji dengan pemuda bernama Syamsul Bahri.
- Pengabdian
kepada masyarakat, mengingat manusia itu anggota masyarakat juga makhluk
social, sehingga tidak mungkin hidup sendiri dan harus mau mengabdikan
diri melalui tanggung jawab kepada masyarakat, agar tetap diakui sebagai
warga yang baik. Misalnya, dengan mengikuti kerja bakti, gotong royong di
RT.
- Pengabdian
kepada Negara, karena manusia itu hakekatnya adalah warga masyarakat yang
merupakan bagian dari suatu bangsa. Dimanapun masyarakat bangsa harus
memiliki rasa cinta tanah air serta cinta bangsanyatermsuk Negarany. Wujud
mencintai adalah pengabdian. Seperti menjadi Pegawai Negri Guru, TNI.
- Penagbdian
kepada Tuhan, mengingat manusia itu makhluk ciptaan Tuhan, penyerahan diri
serta keyakinan akan kebesaran Tuhan ditunjukkan manusia melalui bentuk
pengabdian yang merupakan wujud tanggung jawab manusia terhadap Tuhan Yang
Maha Esa. Contohnya tekun melakukan perintah Nya, melalui ibadah.
- Pengertian Pengorbanan
Berikut macam-macam pengorbanan yang dilakukan manusia:[34]
- Pengorbanan
kepada keluarga. Pada hakikatnya manusia hidup berkeluarga. Dasar hidup
berkeluarga adalah kasih sayang. Kasih sayang memerlukan pengorbanan.
Tanpa pengorbanan tidak ada kasih sayang atau tidak ada cinta.
- Pengorbanan
kepada masyarakat. Manusia adalah makhluk sosial, karena manusia tidak
dapat hidup sendiri, dan saling membutuhkan. Sebagai makhluk sosial,
manusia merasa terika dengan masyarakatnya. Karena itu, demi pengabdiannya
kepada masyarakat ia tidak bebas dari pengorbanan.
- Pengorbanan
kepada bangsa dan negara. Semua orang pasti menjadi anggota atau warga
dari suatu bangsa atau negara dan mempunyai kewajiban antara lain membela
negara. Pembelaan itulah disebut pengorbanan. Demi negara tiap orang tidak
sayang kehilangan harta, benda, bagian badan, bahkan nyawa pun
dipertaruhkan dengan ikhlas. Kapan saja dan dimana saja berada mereka
berkewajiban membela negara.
- Pengorbanan
karena kebenaran. Ada peribahasa “Berani Karena Benar, Takut Karena
Salah”. Demi kebenaran orang tidak takut mengahadapi apa pun. Perang
kemerdekaan itu pada hakikatnya adalah perang untuk membela kebenaran.
Menurut kodratnya, manusia mempunyai hak hidup dan hak kemerdekaan hidup.
Dalam membela kebenaran ini biasanya banyak korban berjatuhan.
- Pengorbanan
kepada agama Berkorban kepada agama berarti juga berkorban demi cintanya
kepada Tuhan Yang Maha Esa. Hal ini terjadi karena adanya manusia bukan
dengansendirinya, tetapi ada karena diciptakan Tuhan. Karena itu wajiblah
manusia berkorban demi cintanya kepada agama dan juga Penciptanya. Agama
pada hakikatnya adalah kebenaran, karena itu dalam berkorban demi agama
atau kebenaran, manusia tidak sayang kehilangan harta, tenaga, waktu,
bahkan nyawanya pun rela dikorbankan.
- Perbedaan Pengabdian dan
Pengorbanan
BAB III
PENUTUP
- Kesimpulan
Tanggung jawab adalah kesadaran manusia akan perbuatannya. Manusia wajib bertanggung jawab karena manusia memiliki akal dan memiliki kebebasan. Dengan kebebasan manusia dapat melakukan segala hal dengan kemaunnya sendiri dan bertanggung jawab akan apa yang ia lakukan. Manusia pada umumnya bertanggung jawab kepada Tuhan, negara, masyarakat, keluarga, kepada sesama, dan pada diri sendiri.
Pengabdian adalah perbuatan baik yang berupa pikiran, pendapat taupun tenaga sebagai perwujudan kesetian, cinta, kasih sayang, hormat, atau satu ikatan dan semua itu dilakukan dengan ikhlas. Sedangkan pengorbanan berasal dari kata korban atau kurban yang berarti persembahan, sehingga pengorbanan berarti pemberian untuk menyatakan kebaktian. Dalam pengabdian selalu dituntut pengorbanan, tetapi pengorbanan belum tentu menuntut pengabdian.
- Saran
Komentar
Posting Komentar