Makalah


MAKALAH MANUSIA DAN PANDANGAN HIDUP


Description: A Logo UG.png




Nama : Fachri Ardiyanto
Kelas : 1ka13
Npm  : 12118341




UNIVERSITAS GUNADARMA
2018/2019

BAB I
PENDAHULUAN
  1. Latar Belakang
Ilmu Budaya Dasar salah satu mata kuliah umum. Istilah IBD sepadan dengan Basic Humanities dalam bahasa inggris. Istilah Humanities adalah bentuk jamak dari humanity yang berarti “umat manusia”, “manusia seluruhnya”, atau “peri kemanusiaan”. Jadi, secara estimologis, IBD adalah ilmu yang berusaha untuk membuat manusia muda (mahasiswa, calon sarjana, calon pemimpin bangsa) menjadi orang yang berperikemanusiaan atau manusia yang menjunjung tinggi nilai-nilai kemanusiaan secara universal.
Dan Secara khusus IBD berkutat dalam masalah khas manusiawi, yang dibangun berdasarkan pandangan hidup, seperti cita-cita, tanggung jawab, pengabdian dan lain sebagainya. Setiap masyarakat-bangsa memiliki pandangan hidup. Umumnya pandangan hidup menyangkut dengan eksistensi manusia di dunia dengan hubungannya pada Tuhan, dengan sesama, dan dengan alam dunia tempat ia tinggal. Dengan pandangan hidup manusia mencoba memahami alam kehidupan dengan segala realistis yang ada dalam dirinya. Dengan demikian manusia akan menangkap makna, alasan dan tujuan keberadaanya di dunia.
Pandangan hidup akan berpengaruh pada pengambilan keputusan yang berakibat pada tanggung jawab, serta membuat manusia mengabdi dan berkorban berdasarkan pandangan hidupnya. Atas dasar inilah makalah ini kami susun. Yaitu membahas mengenai pandangan hidup dan unsur-unsurnya serta membahas juga mengenai tanggung jawab dan alamatnya, dan juga mengenai pengabdian dan pengorbanan manusia.

  1. Rumusan Masalah
  2. Pokok Bahasan
  3. Apa pengertian dari pandangan hidup ?
  4. Apa pengertian tanggung jawab ?
  5. Apa pengertian pengabdian dan pengorbanan ?
  6. Sub Pokok Bahasan
  7. Apa pengertian pandangan hidup sebagai bangunan konsep ?
  8. Apa pengertian cita-cita, kebajikan dan keyakinan ?
  9. Tujuan
  10. Mengetahui dan memahami pengertian dari pandangan hidup, serta pandangan hidup sebagai konsep, cita-cita, kebajikan dan keyakinan.
  11. Mengetahui dan memahami pengertian Tanggung jawab.
  12. Mengetahui dan memahami pengertian dari pengabdian dan pengorbanan.





BAB II
PEMBAHASAN
  1. Pandangan Hidup
Pandangan hidup merupakan suatu dasar atau landasan untuk membimbing kehidupan jasmani dan rohani. Pandangan hidup sangat bermanfaat bagi kehidupan individu, masyarakat, atau negara. Semua perbuatan dan aturan harus merupakan pancaran dari pandanga hidup yang dirumuskan.[1]
Pandangan hidup sering disebut falsafah hidup. Filsafat berarti cinta akan kebenaran, sedangkan kebenaran dapat dicapai siapa saja. Inilah yang mengakibatkan pandangan hidup itu perlu dimiliki oleh semua orang dan semua golongan.[2]
Pandangan hidup berdasarkan asalnya yaitu terdiri dari 3 macam :
  1. Pandangan hidup yang berasal dari agama yaitu pandangan hidup yang mutlak kebenarannya
  2. Pandangan hidup yang berupa ideology yang disesuaikan dengan kebudayaan dan norma yang terdapat pada suatu Negara
  3. Pandangan hidup hasil renungan yaitu pandangan hidup yang relatif kebenarannya.[3]
Pandangan hidup bukan saja perlu, melainkan mutlak diperlukan, sebab tanpa pandangan hidup, manusia tak mempunyai pedoman yang jelas. Tanpa pandangan hidup manusia tak punya pedoman untuk perperilaku dan bertindak. Dengan pandangan hidup, manusia menemukan bahwa hidupnya di dunia ini punya persfektif, punya tujuan. Maka dapat dikatakan pandangan hidup merupakan dasar dari pembentukan cita-cita, nilai-nilai kehidupan, kebajikan, dan segala macam perilaku baik.[4]
Namun perlu di perhatikan bahwa hubungan antara pandangan hidup dengan sifat dan perilaku manusia tidaklah bersifat searah, melainkan bersifat timbale balik. Tidaklah pandangan hidup yang memengaruhi tindakan manusia. Melainkan, tindakan manusia pun pada gilirannya akan mempengarhi pandangan hidupnya.[5]
Disinilah peranan pandangan hidup seseorang. Pandangan hidup yang teguh merupakan pelindung seseorang. Namun ada masanya dimana manusia akan melupakan pandangan hidupnya. Berikut beberapa factor yang menyebabkan manusia melupakan pandangan hidupnya, antara lain:
  1. Kurangnya penghayatan pandangan hidup yang diyakini,
  2. Kurang yakin akan pandangan hidupnya,
  3. Kurang memahami nilai dan tuntutan yang terkandung dalam pandangan hidupnya,
  4. Kurang mampu mengatasi keaadaan sehingga lupa pada tuntutan hidup yang ada dalam pandangan hidupnya,
  5. Atau sengaja melupakan pandangan hidupnya demi kepentingan diri sendiri.[6]

  1. Beberapa Tipe Pandangan Hidup
Pandangan hidup memiliki tiga tipe, yaitu pandangan hidup umum, pandanga hidup negatif, dan pandangan hidup Positif.
  1. Pandangan Hidup Umum
Umumnya orang melihat kehidupan cukup bernilai jika kebutuhan-kebutuhan pokoknya terpenuhi. Kebutuhan-kebutuhan pokok termaksud pertama-tama mencakup sandang dan pangan. Selain itu kebutuhan ituk hidup bersama dengan akrab dan damai bersama orang lain.
Mereka adalah orang yang membatasi perhatiannya pada kepentingan-kepentingannya sendiri. Sehingga, lingkungan mereka hanya sebatas rumah tangga dan lingkungan kerjanya. Orang-rang semacam ini bukanlah orang yang peduli akan kepentingan bersama. Dengan membatasi diri, mereka berharap dapat menikmati hidup semaksimal mungkin.[7]
  1. Pandangan Hidup Negatif
Pandangan hidup negatif berdasarkan dari fakta bahwa hidup ini mempunyai sisi negatif seperti penderitaan, kemalangan, duka cita, kejahatan, dan semcamnya, yang senantiasa menyertai langkah hidup manusia. Apalagi fakta-fakta tersebut pun tidak bisa diatasi manusia secara tuntas. Manusia memang kerap kali tak berdaya jika diterpa penderitaan dan kesusahan.[8]
Orang yang berpandangan hidup negatif berpandangan jika hidup ini sebagai sesuatu yang absurd, hampa, kosong, tiada berarrti. Dan semuanya akan berakhir dengan kematian. Hidup dijalani dengan sikap pesimistis. Bagi mereka, tiada harapan yang berarti.[9]
  1. Pandangan Hidup Positif
Orang yang berpandangan hidup positif memandang hidup sebagai suatu yang bermakna. Meskipun faktanya kehidupan memiliki sisi negatif. Bagi mereka hidup tak sekelabu yang dikira orang pesimis.
Orang yang berpandangan hidup positif selalu punya sikap optimis dan hidup dalam penuh harapan. Harapan dan keyakinan menjadi dasar hidupnya. Harapan dan keyakinan inilah yang menuntunnya menuju masa depan yang lebih bahagia dan baik.[10]

  1. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Pandangan Hidup
Secara umum ada dua factor yang mempengaruhi pandangan hidup, yaitu kejiwaan dan situasi hidup.[11]
Bila situasi hidup pribadi baik, maka baik juga pandangan hidupnya. Sebagai contoh orang yang sehat akan berpandangan hidup lebih baik dari orang yang sakit-sakitan. Orang kaya, apalagi sehat dan kuat memandang kehidupan lebih berarti dari pada orang yang didera kemiskinan dan sakit-sakitan. Yang pasti, si kaya punya harapan lebih besar ketimbang si miskin yang sakit-sakitan.
Sementara itu daktor lain yang mempengaruhi pandangan hidup manusia adalah jiwanya masing-masing. Situasi jiwa akan berperan sangat besar terhadap pandangan hidupnya. Sehingga jika ada dua orang yang menghadapi situasi yang sama baik itu penderitaan maupun kebahagiaan akan bereaksi secara berlainan akan situasi yang sedang terjadi tersebut.[12]
  1. Pandangan Hidup Sebagai Bangunan Konsep
Pandangan hidup yang diterima sekelompok orang digunakan sebagai pendukung organisasi disebut ideologi. Pandangan hidup dapat menjadi peganga, bimbingan, tuntutan seorang ataupun masyarakat dalam menempuh jalan hidupnya menuju tujuan akhir.[13]
Sering dikatakan jika Pancasila merupakan kristalisasi dari nilai-nilai cultural bangsa Indonesia. Dari nilai-niai pancasila tercermin pandangan hidup bangsa Indonesia. Dari sila-sila Pancasila dapat di yakini jika manusia Indonesia memandang kehidupan dan eskistensinya di dunia ini dengan segala realitas yang multi aspek.
Disini kita melihat bahwa manusia Indonesia sejak jaman dahulu sudah mengembangkan pola fikir yang beranggapan bahwa individu dan masyarakat mempunyai hubungan yang bersifat komplementer.
  1. Cita-cita
Menurut kamus umum bahasa Indonesia cita-cita adalah keinginan, harapan, tujuan yang selalu ada dalam pikiran. Baik keinginan, harapan, maupun tujuan merupakan apa yang mau diperoleh seseorang pada masa mendatang. Dengan demikian cita-cita merupakan pandangan masa depan, merupakan pandangan hidup yang akan dating. Pada umumnya cita-cita merupakan semacam garis linier yang makin lama makin tinggi, dengan perkataan lain : cita-cita merupakan keinginan, harapan, dan tujuan manusia yang makin tinggi tingkatannya.
Apabila cita-cita itu tidak mungkin atau belum mungkin terpenuhi, maka cita-cita itu disebut angan-angan. Disini persyaratan  dan kemampuan tidak/belum dipenuhi sehingga usaha untuk mewujudkan cita-cita itu tidak mungkin dilakukan. Antara masa sekarang yang merupakan realita dengan masa yang akan dating sebagai ide atau cita-cita terdapat jarak waktu. Dapatkan seseorang mencapai apa yang dicita-citakannya tergantung dari 3 faktor; pertama factor manusia yang memiliki cita-cita, kedua kondisi yang dihadapi selama mencapai apa yang dicita-citakannya dan ketiga seberapa tinggikah cita-cita yang hendak dicapai.
  1. Kebajikan
Kebajikan atau kebaikan atau perbuatan yang mendatangkan kebaikan pada hakekatnya sama dengan perbuatan moral, perbuatan yagn sesuai dengan norma-norma agama dan etika. Manusia berbuat baik, karena menurut kodratnya manusia itu baik, mahluk bermoral. Atas dorongan suara hatinya manusia cenderung berbuat baik.. Sebagai mahluk pribadi, manuda dapat menentukan sendiri apa yang baik dan apa yang buruk. Baik dan buruk itu ditentukan oleh suara hati. Suara hati adalah semacam bisikan didalam hati yang mendesak seseorang, untuk menimbang dan menentukan baik buruknya suatu perbuatan, tindakan atau tingkah laku. Jadi suara hati dapat merupakan hakin untuk diri sendiri.
Suara hati selalu memilik yang baik, sebab itu ia selalu mendesak orang untuk berbuat yang baik bagi dirinya. Oleh karena itu, kalau seseorang berbuat sesuatu sesuai dengan bisikan hatinya, maka orang tersebut perbuatannya pasti baik. Jadi berbuat dan bertindak menurut suara hati, maka tindakan itu adalah baik. Jadi baik atau buruk itu dilihat menurut suara hati sendiri. Meskipun demikian harus dinilai dan diukur menurut suatu atau pendapat umum. Jadi kebajikan adalah perbuatan yang sesuai dengan suara hati kita, suara hati masyarakat dan hukum Tuhan. Kebajikan manusia nyata dan dapat dirasakan dalam tingkah lakunya, karena tingkah laku bersumber pada pandangan hidup, maka setiap orang memiliki tingkah laku sendiri-sendiri, sehingga tingkah laku setiap orang berbeda-beda. Faktor-faktor yang mempengaruhi tingkah laku seseorang adalah: factor pembawaan, factor lingkungan dan pengalaman.
  1. Keyakinan
Keyakinan yang menjadi dasar pandangan hidup berasal dari akal atau kekuasaan Tuhan. Menurut Prof.Dr.Harun Nasution, ada 3 aliran filsafat yaitu:[14]
  1. Aliran Naturalisme
Pada aliran ini hidup manusia itu dihubungkan dengan kekuatan gaib yang merupakan kekuatan tertinggi. Kekuatan gaib itu dari nature, dan itu dari tuhan. Tetapi yang tidak percaya pada tuhan, nature itulah yang tertinggi. Aliran naturalisme berisikan spekulasi mungkin ada tuhan mungkin juga tidak ada.
  1. Aliran Intelektualisme
Dasar aliran ini adalah logika/akal. Manusia mengutamakan akal. Dengan akal manusia berpikir, mana yang benar menurut akal itulah yang baik, walaupun bertentangan dengan kekuatan hati nurani. Manusia yakin bahwa dengan kekuatan piker (akal) kebajikan itu dapat dicapai dengan sukses. Dengan akal diciptakan teknologi, teknologi adalah alat bantu mencapai kebajikan yang maksimal, walaupun mungkin teknologi memberi akibat yang bertentangan dengan akal. Apabila aliran ini dihubungkan dengan pandangan hidup, maka keyakinan manusia itu bermula dari akal. Jadi pandangan hidup ini dilandasi oleh keyakinan kebenaran yang diterima akal.benar menurut akal itulah yang baik. Manusia yakin bahwa kebajikan hanya dapat diperoleh dengan akal (ilmu dan teknologi). Pandangan hidup ini disebut liberalisme. Kebebasan akal menimbulkan kebebasan bertingkah laku dan berbuat, walaupun tingkah lakudan perbuatannya itu bertentangan dengan hati nurani. Kebebasan akal lebih ditekankan pada setiap individu. Karena itu individu yang berakal (berilmu dan berteknologi) dapat menguasai individu yang berpikir rendah (bodoh).
  1. Aliran Gabungan
Dasar aliran ini idalah kekuatan gaib dan juga akal. Kekuatan gaib artinya kekuatan yang berasal dari Tuhan, percaya adanya Tuhan sebagai dasar keyakinan. Sedangkan akal adalah dasar kebudayaan, yang menentukan benar tidaknya sesuatu. Segala sesuatu dinilai dengan akal, baik sebagai logika berpikir maupun sebagai rasa (hati nurani). Jadi apa yang benar menurut logika berpikir juga dapat diterima oleh hati nurani. Apabial aliran ini dihubungkan dengan pandangan hidup, maka akan timbil dua kemungkinan pandangan hidup. Apabila keyakinan lebih berat didasarkan pada logika berpikir, sedangkan hati nurani dinomorduakan, kekuatan gaib dari Tuhan diakui adanya tetapi tidak menentukan, dan logika berpikir tidak ditekankan pada logika berpikir individu, melainkan logika berpikir kolektif (masyarakat), pandangan hidup ini disebut sosialisme. Apabila dasar keyakinan itu kekuatan gaib dari Tuhan dan akal, kedua-duanya mendasari keyakinan secara berimbang, akan dalam arti baik sebagia logika berpikir maupun sebagai daya rasa (hati nurani), logika berpikir baik secara individual maupun secara kolektif panangan hidup ini disebut sosialisme-religius. Kebajikan yang dikehendaki adalah kebajikan menurut logika berpikir dan dapat diterima oleh hati nurani, semuanya itu berkat karunia Tuhan.
  1. Tanggung Jawab
Tanggung jawab adalah kesadaran manusia akan tingkah laku atau perbuatannya. Tanggung jawab juga berarti berbuat sebagai perwujudan kesadaaran akan kewajiban.[15] Adapula yang mengartikan tanggung jawab sebagai suatu kewajiban atau keharusan untuk melakukan sesuatu.[16]
Tanggung jawab layak dituntut dari setiap manusia. Karena manusia adalah makhluk yang berakal budi, yang mempunyai pengertian serta kebebasan. Berkat terang akal budi, manusia tahu mana yang baik dan yang buruk baginya. Dan berkat kebebasan, manusia mampu memilih tindakan yang cocok dengann kebaikan yang ia kehendaki. Orang yang mengerti arti hidup akan senantiasa menunjukan tanggung jawabnya dengan melakukan tindakan-tindakan demi kebaikan diri dan orang lain.[17]
Orang yang bertanggung jawab ialah orang yang mengerjakan sesuatu bukan demi pekerjaan sendirim melainkan demi kebaikan manusia. Tanggung jawab berarti kewajiban menanggung perbuatan yang dilakukan sesuai dengan tuntutan kodrat manusia. Berani bertanggung jawab berarti berani menentukan, berani memastikan bahwa perbuatan inin sesuai dengan tuntutan manusia dan bahwa hanya karena itulah hal itu lah perbuatan tadi dilakukan.[18]
  1. Kebebasan dan Tanggung Jawab
Setiap manusia manusia terlahir sebagai makhluk yang bebas. Kebebasan manusia tampak dari keampuannya untuk melakukan sesuatu yang berdasarkan keputusannya sendiri. Dengan kebebasannya manusia menemukan hiduonya penuh dengan kemungkinan untuk bergerak maju secara mantap ke masa depan.[19]
Kebebasan dan tanggung jawab saling mengandaikan, dan bukan dua hal yang saling membantasi atau saling meniadakan. Kebebasan selalu mengandaikan tanggung jawab. Karena, kita sendiri yang harus mengisi kebebasan kita. Kita sendiri yang menentukan tindakan apa yang harus kita lakukan dan harusnya tidak kita lakukan. Pendek kata, bagaimana kita menggunakan kebebasan, itulah yang menjadi tanggung jawab kita.[20]
Begitupula tanggung jawab senantiasa mengandaikan adanya kebebasan. Karena tanpa kebebasan manusia tak bisa melakukan apapun, dan jika tidak bisa melakukan apapun sesuai keinginannya maka tak ada yang harus di pertanggung jawabkan. Dengan tanggung jawab orang orang akan sadar akan kebebasannya. Demikian pula sebaliknya, kebebasan membuat orang sadar akan tanggung jawabnya.[21]
  1. Macam Tanggung Jawab
Menurut sifatnya manusia adalah makhluk bermoral, tetapi manusia juga seorang pribadi. Karena merupaan seorang pribadi, manusia berpendapat sendiri, berperasaan sendiri, angan-angan untuk berbuat atau bertindak. Dalam hal ini, manusia tidak luput dari kesalahan, kekeliruan, baik yang disengaja maupun tidak. Namun, ia harus bertanggung jawab atas diri pribadi.[22]
Kepada siapa manusia haarus bertanggung jawab? Apakah tanggung jawab itu patut diberikan pada Tuhan Sang Pencipta, kepada diri sendiri, kepada sesama, kepada keluarga, dan kepada masyarakat. Berikut beberapa macam tanggung jawab:
  1. Tanggung Jawab terhadap Tuhan
Manusia merupakan makhluk ciptaan Tuhan. Sebagi ciptaan Tuhan, manusia dapat mengembalikan dirinya sendiri, yaitu pikiran, perasaan, seluruh anggota tubuhnya dan alam sekitar.[23]
Tanggung jawab manusia kepada Tuhan bukanlah demi kebaikan-Nya melainkan demi kebaikan manusia itu sendiri. Sebagai tanda tanggung jawab, manusia hendakny melakukan pelbagai aktivitas yang bermakna, bukan untuk dirinya sendiri melainkan juga untuk sesama. Jika manusia ingat akan kebaikan Tuhannya ia pasti akan selalu bersyukur, baik dalam bentuk do’a yang ia panjatkan maupun dari pelbagai perbuatan baik terhadap sesame dan masyarakat.[24]

  1. Tanggung Jawab terhadap Negara
Setiap manusia, setiap individual merupakan warga suatu negara. Dalam berfikkir, bertindak, bertingkah laku, ia terikat oleh norma dan aturan dari suatu negara. Ia tidak boleh bertindak semaunya sendiri. Bila ia berbuat salah, ia harus bertanggung jawab kepada negara.[25]

  1. Tanggung Jawab terhadap Masyarakat
Manusia adalah makhluk sosial. Manusia merupakan anggota masyarakat. Karena itu dalam berfikir, berperilaku,berbicara, dan sebagainya, manusia terikat oleh masyarakat. Wajarlah jika segala tindak tanduk dan perbuatannya harus dipertanggungjawabkan kepada masyarakat.[26]
  1. Tanggung Jawab terhadap Sesama
Manusia tak bisa hidup sendirian. Ia membutuhkan orang lain. Tanpa orang lain, manusia akan mati. Hanya bersama dengan orang lainlah manusia dapat melangsungkan hidupnya secara manusiawi. Karena itu hidup orang lain pun harus di dukung. Adalah tanggung jawab kita membangun kerja sama yang baik dengan sesama kita.[27]
  1. Tanggung Jawab terhadap Keluarga
Masyarakat terkecil ialah keluarga. Setiap anggota keluarga wajib bertanggung jawab akan keluarganya.[28] Membangun keluarga sehat, sejahtera lahir batin merupakan tugas dan tanggung jawab utama setiap orang tua dan anggota keluarga yang sudah dewasa.[29]
  1. Tanggung Jawab terhadap Diri Sendiri
Selama hidupnya, manusia harus melakukan banyak tindakan dalam rangka menghidupi kehidupannya. Bagaimana dia harus bertindak, itu menjadi tanggung jawabnya sendiri. Dia harus mempertanggungjawabkan tindakan-tindakan terhadap dirinya sendiri.
Pertanggungjawaban tersebut dituntut karena berdasarkan akal budi dan kebebasannya, manusia mampu bertindak dan memutuskan apa yang menjadi tindakannya. Dan karena keputusan tersebut merupakan keputusan ku, maka akulah yang harus mempertanggungjawabkannya di hadapan diriku sendiri. Tanggung jawab pada diri sendiri merupakan dasar untuk bertanggung jawab terhadap orang lain.[30]
  1. Pengabdian dan Pengorbanan
Pengabdian dan pengorbanan merupakan bagian dari kehidupan manusia. Dalam hidupnya manusia sudah pasti akan menemui masa dimana dia harus mengabdi dan mengorbankan sesuatu. Pengabdian dan pengorbanan merupakan perwujudan dari tanggung jawab.
  1. Pengertian Pengabdian
Pengabdian adalah perbuatan baik yang berupa pikiran, pendapat taupun tenaga sebagai perwujudan kesetian, cinta, kasih sayang, hormat, atau satu ikatan dan semua itu dilakukan dengan ikhlas. Pengabdian itu pada hakikatnya adalah rasa tanggung jawab. [31] Jika seseorang bekerja keras untuk penghidupan keluarga berarti dia mengabdi pada keluarga, karena rasa cinta dan kasih sayangnya.
Pengertian pengabdian menurut WJS. Poerwodarminto adalah hal-hal yang berhubungan dengan mengabdi.Mengabdi adalah suatu penyerahan diri kepada “suatu” yang dianggap lebih, biasanya dilakukan dengan ikhlas, bahkan diikuti pengorbanan. Dimana pengorbanan berarti suatu pemberian untuk menyatakan kebaktian, yang dapat berupa materi, perasaan, jiwa raga. Dengan begitu,Pengabdian adalah perbuatan baik yang berupa pikiran, pendapat ataupun tenaga sebagai perwujudan kesetiaan, cinta, kasih sayang, honnat, atau satu ikatan dan semua itu dilakukan dengan ikhlas.[32]
Berikut beberapa macam jenis pengabdian didasarkan kepada siapa pengabdian itu ditujukan:
  1. Pengabdian kepada keluarga, memiliki makna yang didasarkan adanya rasa kasih sayang dan cinta di dalam keluarga, karena pada hakikatnya manusia hidup berkeluarga. Selain itu memang tidak ada kasih sayang tanpa pengabdian. Contoh cerita Siti Nurbaya karangan Marah Rusli. Dimana Siti Nurbaya dijodohkan dengan Datuk Maringgih akibat orangtuanya terbelit hutang, dan ini merupakan pengabdian kepada Bapaknya, meskipun dia telah mengikat janji dengan pemuda bernama Syamsul Bahri.
  2. Pengabdian kepada masyarakat, mengingat manusia itu anggota masyarakat juga makhluk social, sehingga tidak mungkin hidup sendiri dan harus mau mengabdikan diri melalui tanggung jawab kepada masyarakat, agar tetap diakui sebagai warga yang baik. Misalnya, dengan mengikuti kerja bakti, gotong royong di RT.
  3. Pengabdian kepada Negara, karena manusia itu hakekatnya adalah warga masyarakat yang merupakan bagian dari suatu bangsa. Dimanapun masyarakat bangsa harus memiliki rasa cinta tanah air serta cinta bangsanyatermsuk Negarany. Wujud mencintai adalah pengabdian. Seperti menjadi Pegawai Negri Guru, TNI.
  4. Penagbdian kepada Tuhan, mengingat manusia itu makhluk ciptaan Tuhan, penyerahan diri serta keyakinan akan kebesaran Tuhan ditunjukkan manusia melalui bentuk pengabdian yang merupakan wujud tanggung jawab manusia terhadap Tuhan Yang Maha Esa. Contohnya tekun melakukan perintah Nya, melalui ibadah.

  1. Pengertian Pengorbanan
Pengorbanan berasal dari kata korban atau kurban yang berarti persembahan, sehingga pengorbanan berarti pemberian untuk menyatakan kebaktian. Dengan demikian pengorbanan yang bersifat kebaktian itu mengandung unsur keikhlasan yang tidak mengandung pamrih. Pengorbanan dapat berupa harta, pikiran, perasaan, bahkan dapat juga berupa jiwannya. Pengorbanan diserahkan secara ikhlas, tanpa pamrih, tanpa ada perjanjian, tanpa ada transaksi, kapan saja diperlukan.[33]
Berikut macam-macam pengorbanan yang dilakukan manusia:[34]
  1. Pengorbanan kepada keluarga. Pada hakikatnya manusia hidup berkeluarga. Dasar hidup berkeluarga adalah kasih sayang. Kasih sayang memerlukan pengorbanan. Tanpa pengorbanan tidak ada kasih sayang atau tidak ada cinta.
  2. Pengorbanan kepada masyarakat. Manusia adalah makhluk sosial, karena manusia tidak dapat hidup sendiri, dan saling membutuhkan. Sebagai makhluk sosial, manusia merasa terika dengan masyarakatnya. Karena itu, demi pengabdiannya kepada masyarakat ia tidak bebas dari pengorbanan.
  3. Pengorbanan kepada bangsa dan negara. Semua orang pasti menjadi anggota atau warga dari suatu bangsa atau negara dan mempunyai kewajiban antara lain membela negara. Pembelaan itulah disebut pengorbanan. Demi negara tiap orang tidak sayang kehilangan harta, benda, bagian badan, bahkan nyawa pun dipertaruhkan dengan ikhlas. Kapan saja dan dimana saja berada mereka berkewajiban membela negara.
  4. Pengorbanan karena kebenaran. Ada peribahasa “Berani Karena Benar, Takut Karena Salah”. Demi kebenaran orang tidak takut mengahadapi apa pun. Perang kemerdekaan itu pada hakikatnya adalah perang untuk membela kebenaran. Menurut kodratnya, manusia mempunyai hak hidup dan hak kemerdekaan hidup. Dalam membela kebenaran ini biasanya banyak korban berjatuhan.
  5. Pengorbanan kepada agama Berkorban kepada agama berarti juga berkorban demi cintanya kepada Tuhan Yang Maha Esa. Hal ini terjadi karena adanya manusia bukan dengansendirinya, tetapi ada karena diciptakan Tuhan. Karena itu wajiblah manusia berkorban demi cintanya kepada agama dan juga Penciptanya. Agama pada hakikatnya adalah kebenaran, karena itu dalam berkorban demi agama atau kebenaran, manusia tidak sayang kehilangan harta, tenaga, waktu, bahkan nyawanya pun rela dikorbankan.

  1. Perbedaan Pengabdian dan Pengorbanan
Perbedaan antara pengabdian dan pengorbanan tidak begitu jelas. Karena adanya pengabdian tentu ada pengorbanan. Antara sesama kawan, sulit dikatakan pengabdian, karena kata pengabdian mengandung arti lebih rendah tingkatannya. Tetapi untuk kata pengorbanan dapat juga diterapkan kepada sesama teman. Pengorbanan merupakan akibat dari pengabdian. Pengorbanan dapat berupa harta benda, pikiran, perasaan, bahkan dapat juga berupa jiwanya. Pengorbanan diserahkan secara ikhlas tanpa pamrih, tanpa ada perjanjian, tanpa ada transaksi, kapan saja diperlukan. Pengabdian lebih banyak menunjuk kepada perbuatan sedangkan, pengorbanan lebih banyak menunjuk kepada pemberian sesuatu misalnya berupa pikiran, perasaan, tenaga, biaya, waktu. Dalam pengabdian selalu dituntut pengorbanan, tetapi pengorbanan belum tentu menuntut pengabdian.[35]

BAB III
PENUTUP
  1. Kesimpulan
Pandangan hidup merupakan suatu dasar atau landasan untuk membimbing kehidupan jasmani dan rohani. Pandangan hidup berasal dari Tuhan, kebudayaan dan pernungan diri. Ada yang berpandangan hidup biasa, ada yang negatif dan positif. Pandangan hidup mutlak di perlukan, karena pandangan hidup adalah hal yang mendasari cita-cita, nilai-nilai kehidupan, kebajikan, dan keyakinan. Tanpa pandangan hidup manusia tak punya pedoman dan tujuan dalam mengarungi bahtera kehidupan.
Tanggung jawab adalah kesadaran manusia akan perbuatannya. Manusia wajib bertanggung jawab karena manusia memiliki akal dan memiliki kebebasan. Dengan kebebasan manusia dapat melakukan segala hal dengan kemaunnya sendiri dan bertanggung jawab akan apa yang ia lakukan. Manusia pada umumnya bertanggung jawab kepada Tuhan, negara, masyarakat, keluarga, kepada sesama, dan pada diri sendiri.
Pengabdian adalah perbuatan baik yang berupa pikiran, pendapat taupun tenaga sebagai perwujudan kesetian, cinta, kasih sayang, hormat, atau satu ikatan dan semua itu dilakukan dengan ikhlas. Sedangkan pengorbanan berasal dari kata korban atau kurban yang berarti persembahan, sehingga pengorbanan berarti pemberian untuk menyatakan kebaktian. Dalam pengabdian selalu dituntut pengorbanan, tetapi pengorbanan belum tentu menuntut pengabdian.
  1. Saran
            Sebagai manusia yang berakal budi, berpandangan hidup baiklah, jadilah insan yang bertanggung jawab dan terus mengabdi dan berkorban demi kebaikan dan kebenaran.


Komentar

Postingan populer dari blog ini

Tugas 5 Jenis-Jenis AUDIT TI

Keamanan Sistem